08.06.25 Avyakt Bapdada
Indonesian Murli 15.11.2005 Om Shanti Madhuban
Jadilah Penuh Cinta
Kasih dengan Hati yang Jujur kepada Sang Ayah dan Keluarga. Berjanjilah untuk
Menjadi Bebas dari Kerja Keras dan Ambillah Manfaat dari Janji Itu.
Hari ini, BapDada
melihat anak-anak Beliau yang luhur di segala tempat, yaitu mereka yang memegang
hak atas kedaulatan diri dan stabil dalam tahapan respek diri. Respek yang Sang
Ayah telah berikan kepada anak-anak bahkan lebih tinggi daripada respek terhadap
diri-Nya sendiri. Beliau telah membebaskan setiap anak dari keharusan bersujud
di kaki-Nya dan Beliau menjadikan mereka sebagai mahkota di kepala-Nya. Sang
Ayah selalu menyebut diri-Nya sebagai Pelayan bagi anak-anak yang begitu manis.
Beliau memberikan respek berupa otoritas yang sedemikian agung kepada anak-anak.
Jadi, apakah Anda masing-masing menyadari diri sebagai jiwa yang memiliki respek
diri sedemikian rupa? Apa kualifikasi istimewa dari seseorang yang stabil dalam
respek dirinya? Sejauh mana seseorang memiliki respek diri, sesuai dengan itulah
dia juga memberikan respek kepada semua orang. Sejauh mana seseorang memiliki
respek, sesuai dengan itulah dia rendah hati dan dikasihi oleh semua orang serta
mengasihi semua orang (serva ka pyara – artinya, mengasihi semua orang dan
dikasihi semua orang). Tanda dari seseorang yang memiliki respek diri adalah dia
pasti mengasihi Sang Ayah dan juga mengasihi semua orang. Dia tidak mungkin
hanya mengasihi sejumlah orang yang terbatas, melainkan mengasihi mereka yang
tak terbatas jumlahnya. Sang Ayah dikasihi oleh semua orang. Entah seorang anak
baru berusia satu bulan maupun merupakan permata asli, setiap anak yakin: “Saya
milik Baba dan Baba milik saya.” Respek diri luhur ini merupakan tanda bahwa
Anda dikasihi oleh semua orang, karena anak-anak semacam itu adalah jiwa-jiwa
yang mengikuti Sang Ayah. Lihatlah, dari anak-anak yang masih kecil hingga
anak-anak yang sudah dewasa dan tua, Sang Ayah memberikan respek kepada semua
orang dari segala usia. Kepada mereka yang masih muda, Beliau memberi mereka
respek sebagai pemberkah-pemberkah dunia, bukan anak-anak muda yang membuat
kerusuhan; Beliau telah menjadikan mereka hebat. Mereka, yang berumah tangga dan
tinggal bersama keluarga, telah dijadikan-Nya lebih tinggi dibandingkan para
mahatma dan jagadguru (sadhu) terkemuka. Meskipun mereka tinggal di rumah,
Beliau telah menjadikan jiwa-jiwa yang dilayani sebagai mahatma, yaitu mereka
yang berpandangan melampaui dunia ini, menunduk hormat. Beliau telah
mengingatkan para kumari tentang respek mereka sebagai wujud Shiva Shakti dan
menjadikan mereka sedemikian rupa. Beliau telah memberikan respek kepada
anak-anak yang sudah matang, lebih tua, dan berpengalaman, karena mereka setara
dengan Brahma Baba. Sama halnya, anak-anak yang stabil dalam respek diri mereka
akan melihat setiap jiwa dengan respek sedemikian rupa. Mereka bukan saja
melihat jiwa-jiwa tersebut seperti itu, melainkan juga menjalin relasi atau
koneksi dengan mereka dengan cara tersebut. Respek diri (swaman) mengakhiri
kesadaran badan (deh-abhimaan). Di mana ada respek diri, di situ tidak bisa ada
kesombongan badan. Cara yang sangat mudah untuk mengakhiri kesadaran badan
adalah dengan terus-menerus mempertahankan respek diri Anda. Selalulah melihat
satu sama lain dengan respek. Entah seseorang merupakan anggota infantri (prajurit
pejalan kaki) atau menempati urutan terakhir dalam rosario 16.000, sesuai dengan
drama, bahkan urutan terakhir pun telah menerima suatu keistimewaan tertentu
atau yang lain dari Sang Ayah. Orang yang memiliki respek diri pasti memberikan
respek kepada orang lain saat melihat keistimewaan mereka. Keistimewaan
masing-masing anak pasti menyatu dalam pandangan, sikap mental, dan perbuatannya.
Siapa pun yang merupakan milik Sang Ayah adalah jiwa istimewa. Bahkan sekalipun
berurutan, jika dibandingkan dengan jiwa-jiwa di dunia, dia tetap satu dari
berjuta-juta jiwa. Apakah Anda semua menyadari diri Anda sebagai jiwa istimewa
seperti ini? Anda harus tetap stabil dalam respek diri Anda. Bukan dalam
kesadaran badan, melainkan respek diri.
Mengapa Sang Ayah
mengasihi setiap anak? Karena Sang Ayah tahu bahwa setiap anak telah mengenali
Beliau dan menjadi milik-Nya. Bahkan seandainya mereka baru pertama kalinya
menghadiri perkumpulan ini, anak itu sudah mengatakan, “Baba,” jadi mereka layak
untuk menerima cinta kasih Sang Ayah. BapDada paling mengasihi semua anak yang
datang dari segala tempat. Ikutilah Sang Ayah dengan cara yang sama. Tidak ada
anak yang tidak dikasihi; setiap anak dikasihi. Lihatlah, jika ada anak yang
berkata, “Baba saya,” apa yang mendatangkan kesadaran “milik saya” ini? Cinta
kasih. Anda semua yang hadir di sini merasakan bahwa cinta kasihlah yang
menjadikan Anda sebagai milik Sang Ayah. Cinta kasih Sang Ayah merupakan magnet.
Dengan magnet cinta kasih, Anda pun menjadi milik Sang Ayah. Inilah cinta kasih
dari dalam hati, bukan sekadar dalam perkataan. Cinta kasih dari dalam hati
merupakan fondasi kehidupan sebagai anak-anak Brahma. Mengapa Anda datang untuk
bertemu Baba? Cinta kasihlah yang mengantarkan Anda kemari, bukan? Anda semua
yang telah datang kemari dan duduk di sini, mengapa Anda datang? Cinta kasihlah
yang menarik Anda, bukan? Seberapa besar cinta kasih yang Anda miliki? Apakah
100% atau kurang? Siapa di antara Anda yang berpendapat Anda memiliki cinta
kasih 100%? Angkat tangan! Benarkah cinta kasih Anda 100%? Tidak kurang sedikit
pun? Achcha. Jadi, apakah Anda memiliki cinta kasih sebesar itu juga di antara
Anda sendiri dalam keluarga Brahma? Haruskah Baba menyuruh Anda mengangkat
tangan untuk ini? Dalam hal ini, ada persentase. Sebagaimana Sang Ayah memiliki
cinta kasih terhadap semua anak, sama halnya, Anda anak-anak juga mengasihi
semua orang dan dikasihi oleh semua orang. Jangan melihat kelemahan orang lain.
Jika seseorang terpengaruh oleh sanskara tertentu, siapa yang harus Anda ikuti?
Apakah Anda akan mengikuti mereka yang terpengaruh? Anda adalah jiwa-jiwa yang
memberikan mantra yang mendisiplinkan mental, mantra yang membebaskan mereka
dari pengaruh lain. Andalah jiwa-jiwa yang membebaskan mereka, bukan? Atau,
apakah Anda justru melihat orang lain? Atau, apakah Anda bisa melihat kelemahan
mereka? Apa yang biasanya Anda lakukan jika Anda melihat sesuatu yang buruk?
Akankah Anda terus mengamatinya atau pergi menjauh? BapDada sudah melihat bahwa
anak-anak yang memiliki cinta kasih dalam hati, yaitu mereka yang mengasihi Sang
Ayah dalam hati mereka, pasti dikasihi oleh semua orang. Cinta kasih dalam hati
adalah cara yang sangat mudah untuk menjadi komplet dan sempurna. Sebaliknya,
Anda mungkin sangat berpengetahuan, tetapi jika Anda tidak memiliki cinta kasih
dalam hati, Anda tidak bisa menikmati kehidupan yang menyenangkan sebagai
anak-anak Brahma. Kehidupan semacam itu kering dan hambar. Di jalan pengetahuan
ini, jika ada pengetahuan tetapi tidak ada cinta kasih, pasti akan timbul
berbagai pertanyaan tentang pengetahuan ini: “Mengapa? Apa?” Namun, jika
pengetahuan ini disertai dengan cinta kasih, jiwa tersebut pasti terus-menerus
terserap dalam cinta kasih. Orang yang memiliki cinta kasih tidak perlu berupaya
untuk mengingat seseorang yang dikasihinya. Jika seseorang sekadar
berpengetahuan tetapi tidak memiliki cinta kasih, dia harus bekerja keras. Orang
yang itu memetik buah kerja keras, sedangkan orang yang ini memetik buah cinta
kasih. Pengetahuan ini adalah benih dan cinta kasih adalah air. Jika benih tidak
disirami oleh air cinta kasih, mustahil bisa menghasilkan buah.
Hari ini, BapDada
memeriksa cinta kasih bagi Sang Ayah dan bagi semua orang yang lain dalam hati
semua anak. Jadi, seperti apa Anda semua menganggap diri sendiri? Apakah Anda
penuh cinta kasih? Benarkah? Siapa di antara Anda yang merasa bahwa hati Anda
penuh cinta kasih? Angkat tangan! Apakah Anda penuh cinta kasih terhadap semua
orang? Benarkah Anda penuh cinta kasih terhadap semua orang? Achcha. Anda memang
memiliki cinta kasih dalam hati Anda terhadap Sang Ayah, tetapi apakah Anda juga
penuh cinta kasih terhadap semua orang yang lain? Sungguh? Apakah Anda
masing-masing berpikir, “Orang ini adalah brother atau sister saya”? Apakah Anda
masing-masing berpikir, “Orang ini anggota keluarga saya”? Apakah Anda
memercayainya? Atau, apakah hanya sebagian di antara Anda yang memercayainya?
Sebagaimana Anda semua mengangkat tangan jika ditanya apakah Anda mengasihi Sang
Ayah, dan menjawab bahwa Anda memang mengasihi Sang Ayah, sama halnya, apakah
Anda juga mengangkat tangan bagi semua orang yang lain, yaitu bahwa Anda
mengasihi semua orang yang lain? Akankah Anda menerima sertifikat (pengakuan)
ini? BapDada juga sudah memberi tahu Anda sebelumnya bahwa Anda tidak bisa hanya
menerima sertifikat dari Sang Ayah; Anda juga harus memperolehnya dari keluarga
Brahma, karena pada saat ini Sang Ayah mendirikan agama sekaligus kerajaan pada
saat bersamaan. Tidak mungkin hanya ada sang ayah di kerajaan itu; keluarga
pasti juga ada. Jadilah penuh cinta kasih terhadap Sang Ayah dan juga terhadap
keluarga.
Anda sudah menjadi
berpengetahuan, tetapi juga penting untuk menjadi penuh cinta kasih pada saat
yang sama. Teruslah mempertahankan respek diri Anda dan juga berilah hormat –
kedua hal ini penting. Begitu Anda anak-anak dilahirkan sebagai anak Brahma,
Sang Ayah memberi Anda respek; dengan demikianlah Anda bisa menjadi begitu luhur.
Anda harus memberikan respek dalam satu kelahiran ini dan Anda akan menerima
respek, yaitu imbalannya, sepanjang keseluruhan siklus. Sepanjang setengah
siklus, Anda menerima respek sebagai pemegang hak atas kerajaan, dan sepanjang
setengah siklus berikutnya, di jalan pemujaan, Anda menerima respek dari para
pemuja. Namun, landasan untuk menerima respek sepanjang keseluruhan siklus
adalah memberikan respek dalam satu kelahiran ini dan menerima respek.
Bahkan sekarang pun,
BapDada mengamati anak-anak di segala tempat di luar negeri: ada yang merayakan
pertemuan ini di malam hari dan yang lain merayakan pertemuan ini di siang hari.
Agar bisa meningkatkan laju pelayanan Anda, Anda juga memiliki Dadi yang begitu
baik (Dadi Janki). Bukankah demikian? Jika dia melihat adanya sedikit saja
kelemahan, dia menyampaikan kelas demi kelas untuk menjelaskannya. Jika ada anak
– baik dari negeri ini maupun luar negeri – yang merasa ada mata pelajaran yang
terlalu menguras tenaga, penyebab utamanya adalah karena kurangnya cinta kasih
dalam hati mereka. Cinta kasih berarti selalu terserap dalam cinta kasih. Anda
tidak perlu berupaya untuk mengingat seseorang yang Anda kasihi; melupakan orang
yang Anda kasihi itu sulit. Jika Anda harus berupaya, cara untuk
menanggulanginya adalah dengan memeriksa cinta kasih dalam hati Anda. Adakah
kebocoran di mana pun? Mungkin ada keterikatan terhadap seseorang, atau terhadap
keistimewaan orang lain, atau terhadap fasilitas, atau terhadap bantuan atau
dukungan ekstra (fasilitas/dukungan). Memang, bantuan yang mencukupi itu baik,
tetapi kadang Anda memiliki cinta kasih atau keterikatan terhadap bantuan ekstra,
sehingga Anda terus mengingat bantuan itu. Tandanya adalah: jika ada kebocoran,
Anda tidak akan bisa mengalami kepuasan konstan dalam hidup Anda karena suatu
penyebab atau yang lain. Pasti ada suatu hal atau yang lain, yang mengakibatkan
ketidakpuasan bagi Anda. Sebaliknya, jika ada kepuasan, tandanya adalah Anda
selalu merasakan kebahagiaan sepanjang waktu. Anda akan terus-menerus tersenyum
bagaikan mawar spiritual. Anda akan selalu mekar dan tidak akan pernah menjadi
muram. Anda akan terus-menerus ringan dan bercahaya. Jadi, apakah Anda paham?
Sekarang, hindarkan diri Anda dari bekerja keras. BapDada tidak suka jika Anda
anak-anak harus bekerja keras. Anda sudah bekerja keras sepanjang setengah
siklus; sekarang, bersenang-senanglah. Teruslah terserap dalam cinta kasih.
Ambillah mutiara-mutiara cinta kasih dari dasar Samudra Pengetahuan. Jangan
sekadar menceburkan diri kemudian keluar dari samudra, melainkan teruslah
melebur di dalamnya.
Bukankah Anda semua
sudah berjanji bahwa Anda akan tinggal bersama Sang Ayah dan pulang bersama
Beliau? Sudahkah Anda mengikrarkan janji ini? Akankah Anda pergi bersama-Nya
atau mengikuti Beliau? Siapa yang sudah siap untuk pergi bersama Baba? Angkat
tangan! Apakah Anda siap? Angkat tangan Anda sesudah memikirkannya dengan
saksama. Siap-sedia berarti setara dengan Sang Ayah. Siapa yang akan pulang
bersama Beliau? Anak-anak yang setara akan pulang bersama Beliau. Jadi, akankah
Anda pulang bersama Beliau? Apakah Anda senantiasa siap-sedia? Apakah barisan
pertama selalu siap-sedia? Apakah Anda selalu siap-sedia? Jika besok Anda
diperintahkan untuk pergi bersama Sang Ayah, akankah Anda pergi bersama Beliau?
Anda, yang berumah tangga, akankah Anda pergi bersama Beliau? Apakah Anda tidak
akan mengingat anak-anak Anda? Akankah Anda, para ibu, pergi bersama Baba?
Apakah Anda siap, ibu-ibu? Apakah Anda tidak akan mengingat siapa pun? Akankah
Anda, para pengajar, mengingat center dan murid-murid Anda? Apakah Anda tidak
akan mengingat mereka? Achcha. Sudahkah Anda semua bebas dari keterikatan? Itu
sangat bagus. Jadi, bukankah Anda tidak akan perlu bekerja keras?
Hari ini, BapDada
ingin membebaskan semua anak dari keharusan bekerja keras, entah Anda sedang
duduk di hadapan Sang Ayah atau duduk di singgasana hati Sang Ayah selagi berada
di tempat yang jauh. Akankah Anda menjadi demikian? Anda sudah bertepuk tangan,
tetapi akankah Anda menjadi sedemikian rupa? Mulai besok, tidak ada seorang pun
yang menghadap para Dadi. Bukankah Anda tidak akan membuat para Dadi mencurahkan
upaya untuk membantu Anda? Anda hanya akan bertemu mereka untuk bersukacita.
Anda juga tidak akan menghadap pimpinan zona. Anda tidak akan mengeluh. Anda
akan menjadi komplet. Bisakah ini dimengerti? Sekarang, angkat tangan Anda!
Angkat tangan Anda sesudah mempertimbangkannya dengan hati-hati. Jangan sekadar
mengangkat tangan begitu saja. Tidak ada keluhan. Tidak ada seorang pun yang
memiliki kesadaran “milik saya” dan tidak ada seorang pun yang Anda miliki.
Tidak ada “saya”. Tidak ada “milik saya”. Semua itu sudah berakhir. Lihatlah,
Anda sudah berjanji dan itu bagus. Selamat! Hanya saja, Anda tidak memetik
manfaat dari janji tersebut. Anda begitu cepat berjanji, tetapi agar bisa
memetik manfaatnya, pertama-tama milikilah realisasi dari janji tersebut setiap
hari, dan kedua, pelajari kembali janji itu. Pelajari ulang janji Anda setiap
hari: “Apa yang sudah saya janjikan?” Sesudah pertemuan pada waktu amrit vela,
buatlah catatan kemajuan tentang keseimbangan antara kedua hal ini: janji (vaida)
dan manfaatnya (faida). Apa yang Anda sudah janjikan? Manfaat apa yang Anda
petik? Realisasikan ini dan pelajarilah kembali. Jika keseimbangan ini ada,
semua akan baik-baik saja. BapDada tahu bahwa anak-anak yang mengadakan
pertemuan sudah mengikrarkan janji ini.
BapDada telah
mengamati bahwa Anda menyusun berbagai rencana yang sangat bagus, dan BapDada
menyukainya. Apa yang BapDada inginkan? BapDada hanya menginginkan satu hal:
“Gunakanlah segala sesuatu dengan cara bermanfaat.” Jadilah sukses. Anda
memiliki semua harta dan semua kekuatan – pikiran, perkataan, dan perbuatan juga
merupakan kekuatan. Waktu adalah harta sekaligus kekuatan; Anda harus
menggunakan semuanya dengan cara yang bermanfaat. Baik harta fisik maupun harta
spiritual, semuanya harus Anda gunakan dengan cara yang bermanfaat. Anda harus
menerima sertifikat (pengakuan) bahwa Anda adalah perwujudan kesuksesan.
Gunakanlah segala sesuatu dengan cara yang bermanfaat dan bantulah orang lain
untuk menggunakan segala sesuatu yang mereka miliki dengan cara yang bermanfaat.
Jika seseorang tidak menggunakan sesuatu dengan cara yang bermanfaat, jangan
mengatakan apa pun dan jangan mengoreksi orang itu, melainkan lakukanlah itu
dengan restu baik dan perasaan suci, sambil terus-menerus memberikan rasa hormat
yang suci, sehingga Anda bisa membantu mereka menggunakan segala sesuatu dengan
cara yang bermanfaat. Jangan sekadar mengoreksi mereka. Jika Anda benar-benar
harus mengoreksi mereka, lakukan itu dengan pemaafan dan sesudah itu barulah
sampaikan koreksi Anda. Sampaikanlah ajaran melalui wujud pemaafan Anda. Jadilah
penuh belas kasih. Jadilah penuh belas kasih. Wujud penuh belas kasih Anda pasti
akan menghasilkan buah dari koreksi tersebut. Lihatlah, dewasa ini, bahkan
ketika dokter bedah menjalankan operasi, apa yang mereka lakukan terlebih dahulu?
Mereka pertama-tama membius Anda, kemudian baru mengoperasi Anda. Mereka tidak
menjalankan pembedahan sebelum membius pasien. Mereka menggunakan larutan obat;
pertama-tama, mereka menyiapkan dan kemudian mengaplikasikan larutan obat. Jadi,
Anda juga harus terlebih dahulu berbelas kasih, kemudian menyampaikan koreksi.
Ini akan mendatangkan dampak atas mereka. Jika tidak, jika Anda langsung
mengoreksi mereka, mereka justru bersikap lebih pintar dibandingkan Anda. Jadi,
seorang pengajar tidak mungkin menerima koreksi dari sesama pengajar. Jika Anda
memberitahukan suatu poin kepada mereka, “Jangan melakukan ini, melainkan itu,”
mereka mengajukan 10 poin untuk membantah Anda. Inilah sebabnya, pemaafan dan
koreksi harus berjalan bersamaan. Jadi, tema hari jadi ke-70 ini adalah
menggunakan segala sesuatu dengan cara yang bermanfaat, membantu orang lain
untuk menggunakan segala sesuatu dengan cara yang bermanfaat, dan menjadi
perwujudan kesuksesan. Gunakanlah segala sesuatu dengan cara yang bermanfaat.
Anda ingin menjadi ringan dan bercahaya; maka, gunakanlah segala sesuatu dengan
cara yang bermanfaat. Bahkan, gunakanlah sanskara Anda dengan cara yang
bermanfaat. Munculkanlah sanskara asli Anda, sanskara ilahi Anda, dan sanskara
abadi sang jiwa. Semua anak sekarang pada khususnya mengeluhkan satu hal ini:
“Saya tidak mampu mengubah sanskara saya. Saya tidak mampu mengubah sanskara
saya.”
Anda semua sudah
berjanji untuk selalu bebas dari bekerja keras, bukan? (Semua anak mengangkat
tangan.) Ambil foto mereka. Jadi, sekarang, selama satu menit, garis bawahilah
janji ini dalam hati Anda dengan tekad. Teguhkanlah ini dalam hati Anda.
(Drill.) Achcha.
Kepada semua anak di
segala tempat yang memiliki respek diri, kepada mereka yang selalu memiliki
cinta kasih bagi Sang Ayah dalam hati mereka, kepada jiwa-jiwa luhur yang
memiliki cinta kasih bagi semua orang, kepada anak-anak pembuat upaya intens
yang terus-menerus bebas dari bekerja keras dan mengalami kebebasan dalam hidup,
kepada anak-anak yang bahagia tiada tara, yang senantiasa menjaga keseimbangan
antara janji yang mereka ikrarkan dan manfaat yang mereka petik dari janji
tersebut, kepada mereka yang selalu hidup dalam kesenangan dan juga membantu
orang lain terus hidup dalam kesenangan, kepada anak-anak zaman peralihan yang
sedemikian rupa, yang memiliki hak atas keberuntungan luhur, terimalah cinta
kasih dan salam dari BapDada serta berkah-berkah dari hati Sang Penghibur Hati.
Cinta kasih, salam, dan namaste.
Kepada para Dadi:
Apakah Anda
baik-baik saja? Semua anak bahagia melihat Anda. Sang Ayah dan anak-anak,
semuanya, bahagia melihat Anda berdua. Anda berdua setara. Anda dikasihi oleh
semua anak. Semua anak memiliki cinta kasih istimewa bagi para Dadi. Semua anak
penuh dengan cinta kasih. Mereka yang menjadi instrumen juga mengemban tanggung
jawab, jadi mereka juga menerima cinta kasih sama besarnya, karena mereka
menerima lift cinta kasih dan berkah dari semua orang dalam kehidupan mereka.
Anda, yang menjadi instrumen, juga menerima lift. Namun, hanya bisa ada banyak
manfaat jika hadiah lift ini selalu Anda bawa serta sepanjang waktu. Inilah
berkah-berkah ekstra yang Anda terima. Dalam tugas apa pun, baik tugas Ketuhanan
maupun pelayanan yagya, mereka yang menjadi instrumen istimewa menerima lift
berkah dan lift cinta kasih. Cinta kasih sungguh luar biasa, sehingga
mengerjakan keajaiban. Hari ini, jika Anda menanyakan kepada siapa pun di dunia,
“Apa yang Anda inginkan?”, orang itu pasti menjawab, “Saya menginginkan cinta
kasih. Saya menginginkan kedamaian.” Namun, itu hanya bisa diterima dengan cinta
kasih. Jadi, cinta kasih – yaitu cinta kasih berkesadaran jiwa – adalah yang
paling luhur
Berkah:
Semoga Anda
tidak bisa melupakan Sang Ayah dan tidak lagi membuat kesalahan, dengan memiliki
kesadaran akan wujud kombinasi Anda, sehingga menjadi yogi konstan.
Anak-anak yang
mengalami bahwa diri mereka berkombinasi dengan Sang Ayah, dengan sendirinya
menerima berkah: “Semoga Anda menjadi yogi konstan!” Ini karena mereka selalu
mengalami pertemuan dengan-Nya di mana pun mereka berada. Betapa pun gigihnya
orang lain berusaha membuat mereka melupakan Sang Ayah, mereka tidak bisa
melupakan Beliau. Anak-anak semacam itu, yang tidak pernah melupakan Sang Ayah,
begitu dikasihi oleh Beliau. Jadi, mereka adalah yogi-yogi konstan, karena tanda
dari cinta kasih adalah ingatan yang alami. Maya bahkan tidak mampu menggoyahkan
pikiran mereka seujung kuku pun.
Slogen:
Daripada
mencari-cari alasan, temukanlah solusi, maka Anda akan mengklaim hak menerima
berkah.
Sinyal Avyakt:
Latihlah tahapan kesadaran jiwa, jadilah antarmukhi (introversi). Jadilah
antarmukhi (introversi), dan dengan berlatih mengaduk pengatahuan ini, jadilah
terus-menerus terintoksikasi dalam intoksikasi alokik – maka, tidak ada masalah
dari dunia ini yang bisa menarik Anda. Sebagaimana pasukan militer bergerak di
bawah tanah untuk menghindarkan diri mereka dari terkena bom dan sebagainya,
sama halnya, jika Anda berlatih untuk menjadi antarmukhi (introversi) dan
bergerak di bawah tanah, dalam tahapan kesadaran jiwa Anda, hal-hal yang
bersifat ekstrovert tidak bisa mengganggu Anda.