13.06.25 Morning
Indonesian Murli Om Shanti BapDada Madhuban
Intisari:
Anak-anak
yang manis, Anda, jiwa-jiwa, adalah aktor-aktor dalam sandiwara tak terbatas ini.
Rumah keheningan manis itu adalah tempat kediaman Anda, dan sekarang Anda harus
pulang ke sana.
Pertanyaan:
Perkataan apa
yang tidak bisa terucap dari bibir anak-anak yang memahami drama ini dengan
akurat?
Jawaban:
“Andaikan
tidak begitu, pasti lebih baik! Seharusnya ini tidak terjadi!” Mereka, yang
memahami drama ini, tidak mungkin mengucapkan perkataan semacam itu. Anda
anak-anak tahu bahwa drama terus berjalan selamban kutu. Apa pun yang terjadi
sudah ditakdirkan di dalam drama. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Om Shanti.
Ketika Sang
Ayah menyampaikan pengenalan Beliau sendiri kepada Anda, anak-anak, Anda juga
menerima pengenalan diri Anda sendiri. Semua anak sudah berkesadaran badan
selama jangka waktu panjang. Andaikan Anda berkesadaran jiwa, Anda pasti
memiliki pengenalan yang akurat akan Sang Ayah. Kendati demikian, bukan seperti
itu jalannya drama. Sekalipun orang-orang mengatakan bahwa Tuhan adalah Tuhan,
Sang Ayah, dan Pencipta, tetapi mereka tidak mengenal Beliau. Ada juga patung
Shiva linggam berukuran besar, tetapi Beliau tidaklah sebesar itu. Karena tidak
mengenal Sang Ayah dengan akurat, mereka telah melupakan Beliau. Sang Ayah
adalah Sang Pencipta, jadi Beliau pasti menciptakan dunia baru. Jadi, kita,
anak-anak, pasti harus menerima warisan kerajaan dunia baru itu. Nama “surga”
juga terkenal di Bharata, tetapi orang-orang tidak memahami apa pun. Ketika ada
yang meninggal, mereka mengatakan bahwa dia sudah pergi ke surga. Pernahkah ini
terjadi? Anda sekarang paham bahwa kita semua berintelek merosot, sekalipun ini
dikatakan berurutan. Saat Anda menerima penjelasan bahwa Tuhan memasuki badan
orang ini (Brahma) dalam kelahiran terakhir dari banyak kelahirannya, itu
mengacu kepada jiwa utama yang pertama. Orang ini (Brahma) adalah jiwa nomor
satu. Anda anak-anak paham bahwa Anda sekarang telah menjadi anak-anak Brahma.
Semua aspek ini harus dipahami. Sang Ayah sudah begitu lama menyampaikan
penjelasan. Sesungguhnya, mengenali Sang Ayah benar-benar merupakan persoalan
satu detik. Sang Ayah berkata, “Ingatlah Saya, maka dosa-dosa Anda akan terhapus.”
Begitu Anda memiliki keyakinan, tidak mungkin ada pertanyaan mengenai aspek mana
pun. Sang Ayah telah menjelaskan bahwa Anda dahulu suci saat berada di hunian
kedamaian. Anda mendengar hal-hal ini dari Sang Ayah. Tidak ada orang lain yang
bisa memberitahukannya kepada Anda. Anda, jiwa-jiwa, tahu tentang tempat
kediaman Anda, sama seperti aktor-aktor dalam sandiwara mengatakan bahwa mereka
tinggal di tempat ini/itu. Mereka mengganti pakaian mereka, lalu naik ke
panggung. Anda sekarang paham bahwa Anda bukanlah penghuni tempat ini. Ini
adalah gedung pertunjukan. Sekarang, intelek Anda mengerti bahwa Anda adalah
penghuni alam jiwa, yang disebut sebagai rumah keheningan manis. Semua jiwa
ingin pulang ke sana karena semua jiwa tidak bahagia. Jadi, mereka bertanya,
“Bagaimana caranya agar kami bisa pulang?” Mereka mengembara ke mana-mana karena
tidak tahu jalan pulang. Anda sekarang sudah dibebaskan dari pengembaraan. Anda
anak-anak paham bahwa Anda kini benar-benar harus pulang ke rumah. “Saya, sang
jiwa, adalah titik yang sedemikian kecil.” Ini juga merupakan keajaiban kodrat.
Titik-titik yang sedemikian kecil memiliki peran-peran yang sedemikian besar,
terekam di dalam diri mereka. Anda juga mengetahui tentang bagaimana Sang Ayah
Yang Maha Tinggi, Sang Jiwa Yang Maha Tinggi, melakonkan peran Beliau. Beliaulah
Sang Aktor utama. Beliau Karankaravanhar. Anda, anak-anak yang manis, sekarang
paham bahwa Anda tadinya datang dari hunian kedamaian. Jiwa-jiwa tidak muncul
begitu saja dari sembarang tempat, kemudian memasuki badan. Tidak. Semua jiwa
tinggal di rumah manis itu. Mereka datang dari sana untuk melakonkan peran-peran
mereka. Semua jiwa memiliki peran untuk dilakonkan. Ini adalah sandiwara. Apa
sebenarnya matahari, bulan, bintang-bintang, dan sebagainya itu? Semua benda
langit itu adalah pencahayaan untuk menerangi pementasan sandiwara siang dan
malam ini. Ada orang-orang yang berkata, “Salam hormat kepada dewa matahari.
Salam hormat kepada dewi bulan.” Akan tetapi, bulan dan matahari bukanlah
dewa-dewi. Tidak ada orang yang mengetahui tentang keseluruhan sandiwara dunia
ini. Mereka bahkan menyebut matahari dan bulan sebagai dewa dan dewi, padahal
semua itu adalah pencahayaan untuk keseluruhan sandiwara dunia. Kita adalah
penghuni rumah keheningan manis itu. Kita sedang melakonkan peran-peran kita di
sini. Siklus ini terus berjalan selamban kutu. Apa pun yang terjadi sudah
ditakdirkan di dalam drama. Jangan berkata, “Seharusnya bukan seperti ini;
mestinya seperti itu.” Ini adalah drama. Sebagai contoh, Anda tidak pernah
menyangka bahwa ibu Anda (Mama) akan meninggalkan Anda. Baiklah, dia sudah
meninggalkan badannya. Drama! Dia sekarang melakonkan perannya yang baru. Tidak
ada yang perlu dikhawatirkan. Intelek Anda semua paham bahwa Anda masing-masing
adalah aktor di sini. Ini adalah sandiwara tentang kemenangan dan kekalahan.
Sandiwara tentang kemenangan dan kekalahan ini didasarkan pada Maya; ketika Anda
dikalahkan oleh Maya, Anda sepenuhnya kalah, tetapi ketika Anda menaklukkan
Maya, Anda sepenuhnya menaklukkan segala-galanya. Mereka semua menyanyikan ini,
tetapi tidak ada seorang pun yang memiliki pengetahuan ini dalam intelek mereka,
sama sekali. Anda mengetahui hakikat Maya. Maya juga disebut Rahwana. Kekayaan
disebut kemakmuran; kekayaan tidak bisa disebut Maya. Orang-orang mengira bahwa
si ini/si itu memiliki begitu banyak kekayaan, jadi mereka pun berkata, “Dia
memiliki intoksikasi Maya.” Namun, bisakah ada intoksikasi Maya? Kita sedang
berusaha menaklukkan Maya. Jadi, jangan pernah meragukan apa pun dari
aspek-aspek ini. Keraguan hanya bisa muncul jika tahapan Anda melemah. Tuhan
sekarang sedang berbicara. Kepada siapa? Kepada Anda, jiwa-jiwa. Hanya Shivalah
Tuhan, dan hanya Beliau yang mampu berbicara kepada jiwa-jiwa. Shri Krishna
adalah manusia berbadan. Bagaimana mungkin dia bisa berbicara kepada jiwa-jiwa?
Tidak ada manusia berbadan yang memberikan pengetahuan ini kepada Anda. Sang
Ayah tidak memiliki badan. Semua sosok yang lain memiliki badan, yang dipuja.
Mengingat mereka itu mudah. Brahma, Vishnu, dan Shankar disebut dewata. Shiva
disebut Tuhan. Tuhan, Yang Maha Tinggi, tidak memiliki badan. Anda, jiwa-jiwa,
tahu bahwa ketika Anda dahulu berada di alam jiwa, Anda juga tidak memiliki
badan. Tidak. Hanya jiwa-jiwa yang ada di sana. Baba juga adalah Jiwa.
Satu-satunya perbedaannya hanyalah bahwa Beliau adalah Yang Maha Tinggi. Peran
Beliau telah dipuji. Karena Beliau telah menjalankan peran-Nya, kemudian pergi,
maka Beliau dipuja. Akan tetapi, tidak ada manusia mana pun yang mengetahui
bahwa Sang Ayah Yang Maha Tinggi, Sang Jiwa Yang Maha Tinggi, yaitu Sang
Pencipta, telah datang kemari 5000 tahun yang lalu. Beliaulah Tuhan, Sang Ayah,
Sang Pencipta Surga. Beliau datang setiap 5000 tahun, pada peralihan
antar-siklus, tetapi karena durasi siklus telah diperpanjang, orang-orang sudah
melupakan segala sesuatu. Sang Ayah duduk di sini dan menjelaskan kepada Anda,
anak-anak. Anda sendiri berkata, “Baba, kami bertemu dengan-Mu setiap siklus dan
mengklaim warisan kami dari Engkau.” Intelek Anda juga paham tentang bagaimana
Anda selanjutnya kehilangan warisan itu. Ada bermacam-macam jenis pengetahuan,
tetapi hanya Tuhanlah yang bisa disebut sebagai Sang Samudra Pengetahuan. Semua
orang tahu bahwa penghancuran pasti akan terjadi. Penghancuran juga terjadi di
masa lalu, tetapi tidak ada seorang pun yang mengetahui bagaimana itu terjadi.
Cobalah lihat hal-hal tentang penghancuran yang telah dituliskan orang dalam
kitab-kitab suci. Bagaimana mungkin bisa ada perang antara para Pandawa dan
Kurawa? Anda, anak-anak Brahma, sekarang berada pada zaman peralihan. Tidak ada
peperangan bagi anak-anak Brahma. Sang Ayah berkata, “Anda adalah anak-anak Saya
yang tanpa kekerasan; Anda tanpa kekerasan ganda.” Anda sekarang sedang menjadi
tanpa sifat buruk. Andalah jiwa-jiwa yang mengklaim warisan dari Sang Ayah
setiap siklus. Tidak ada kesulitan dalam hal ini. Pengetahuan ini begitu mudah.
Siklus 84 kelahiran dipahami oleh intelek Anda. Sandiwara ini sekarang menjelang
berakhir dan tinggal sangat sedikit waktu yang tersisa. Anda tahu bahwa sekarang
akan tiba waktunya ketika orang kaya pun tidak akan mampu mendapatkan makanan
maupun air. Ini disebut gunung-gunung kesengsaraan. Pertumpahan darah tanpa
sebab juga akan terjadi; ada begitu banyak orang yang akan mati. Ketika
seseorang melakukan kesalahan, ada hukumannya. Kesalahan apa yang telah mereka
lakukan? Mereka hanya melakukan satu kesalahan: melupakan Sang Ayah. Anda sedang
mengklaim kerajaan Anda dari Sang Ayah. Namun, semua manusia yang lain yakin
bahwa mereka akan mati. Bahkan ketika Perang Mahabharata baru saja dimulai,
mereka akan mati. Sebaliknya, Anda akan tetap hidup. Anda akan ditransfer ke
daratan keabadian itu dengan kekuatan studi ini. Studi disebut sumber pendapatan.
Ada juga studi kitab-kitab suci; itu juga mendatangkan pendapatan. Akan tetapi,
itu adalah studi pemujaan. Sang Ayah berkata, “Saya sekarang sedang menjadikan
Anda seperti Lakshmi dan Narayana.” Anda sekarang sedang menjadi jiwa-jiwa
berintelek bersih. Anda tahu bahwa Anda sedang menjadi yang tertinggi, dan bahwa
Anda selanjutnya akan berangsur-angsur menurun melalui kelahiran kembali; Anda
berubah dari baru menjadi tua. Anda pasti harus menuruni anak tangga. Sekarang,
tahapan dunia ini juga terus menurun. Ketika tahapannya menaik, dunia ini
menjadi kerajaan ilahi; itulah surga. Sekarang, dunia ini adalah neraka. Anda
sekarang sedang berupaya sekali lagi untuk menjadi penghuni surga. Anda terus
berkata, “Baba, Baba.” Orang-orang memanggil-manggil Beliau, “Wahai, Tuhan, Sang
Ayah!” Namun, mereka tidak mengerti bahwa Beliau adalah Sang Ayah dari semua
jiwa, Yang Maha Tinggi. Jadi, mengapa mereka, anak-anak Beliau, tidak bahagia?
Anda sekarang paham bahwa semua jiwa memang harus menjadi tidak bahagia. Ini
adalah sandiwara tentang kebahagiaan dan kesengsaraan. Ada kebahagiaan dalam
kemenangan dan ada kesengsaraan dalam kekalahan. Sang Ayah telah memberikan
kerajaan kepada Anda, kemudian Rahwana merampasnya dari Anda. Sekarang, intelek
Anda anak-anak paham bahwa Anda terus menerima warisan surga dari Sang Ayah.
Sang Ayah sudah datang. Sekarang, ingatlah Sang Ayah saja, maka dosa-dosa Anda
akan terhapus. Ada beban dosa dari banyak kelahiran di atas kepala Anda. Anda
juga tahu bahwa Anda tidak mengalami terlalu banyak kesengsaraan; juga ada
sedikit kebahagiaan, seperti sejumput garam dalam sekarung tepung, itulah
sebabnya kebahagiaan itu disebut bersifat fana. Anda tahu bahwa hanya Sang Ayah
Yang Esalah Sang Pemberkah Keselamatan bagi semua jiwa. Sang Guru Dunia juga
hanyalah Yang Esa. Orang mengangkat guru pada saat mencapai usia pensiun. Namun,
sekarang, bahkan anak-anak kecil pun sudah memiliki guru, supaya seandainya
mereka mati muda, mereka bisa memperoleh keselamatan. Sang Ayah berkata,
“Sesungguhnya, tidak ada orang yang boleh disebut guru.” Seorang guru adalah
pemberi keselamatan. Sang Pemberkah Keselamatan hanyalah Yang Esa. Kristus,
Buddha, dan lain-lain, bukanlah guru. Apakah semua jiwa menerima keselamatan
ketika mereka datang? Ketika Kristus datang, semua jiwa lain dari agamanya mulai
mengikuti dia turun. Jadi, karena dia menjadi instrumen untuk menarik jiwa-jiwa
yang lain turun, bagaimana mungkin dia bisa disebut guru? Hanya Sang Ayah Yang
Esalah yang disebut sebagai Sang Penyuci. Beliau akan membawa semua jiwa pulang
ke rumah. Beliau juga menjalankan pendirian. Andaikan Beliau hanya membawa semua
jiwa pulang, pasti terjadi penghancuran total. Namun, penghancuran total tidak
pernah terjadi. Gita disebut sebagai ibu dari semua kitab suci, permata dari
semua kitab suci, dan mahawakya Tuhan. Ada ungkapan, “Ketika terjadi penghinaan
terhadap agama, Saya pun datang.” Sang Ayah hanya datang di Bharata. Orang-orang
mengatakan bahwa Sang Ayah – yang memberikan kerajaan surga kepada Anda – berada
di mana-mana. Anda anak-anak sekarang memiliki kebahagiaan bahwa nantinya hanya
akan ada kerajaan Anda di seluruh dunia baru. Tidak ada seorang pun yang bisa
merampas kerajaan itu dari Anda. Di sini, orang-orang begitu banyak berkelahi
dengan satu sama lain, hanya karena mempersengketakan sepetak tanah. Anda
merasakan kesenangan besar. Anda seharusnya melompat-lompat gembira dan menari
bahagia. Karena Anda mengklaim warisan Anda dari Sang Ayah setiap siklus,
seharusnya Anda penuh dengan kebahagiaan. Sang Ayah berkata, “Ingatlah Saya!” –
tetapi Anda lupa. Anda berkata, “Baba, yoga saya terputus.” Baba sudah memberi
tahu Anda untuk tidak menggunakan istilah “yoga”. Istilah itu berasal dari
kitab-kitab suci. Sang Ayah berkata, “Ingatlah Saya!” Istilah “yoga” berasal
dari jalan pemujaan. Anda menerima kedaulatan dunia dari Sang Ayah. Jika Anda
tidak mengingat Beliau, bagaimana mungkin dosa-dosa Anda bisa terhapus?
Bagaimana Anda bisa menerima kerajaan? Anda bahkan tidak memiliki kebijaksanaan
untuk menyadari bahwa jika Anda tidak mengingat Baba, status Anda akan menurun
dan nantinya Anda harus menanggung hukuman. Anda tidak memiliki kebijaksanaan
semacam itu. Anda sudah menjadi begitu tidak bijak! Saya memberi tahu Anda
setiap siklus: “Ingatlah Saya saja.” Matilah selagi hidup dan matilah terhadap
dunia ini. Dengan mengingat Sang Ayah, dosa-dosa Anda akan terhapus dan Anda
akan menjadi manik rosario kemenangan. Ini begitu mudah! Yang Maha Tinggi adalah
Shiva Baba dan Brahma; keduanya adalah yang tertinggi. Yang Esa itu parlokik,
sedangkan Brahma ini alokik. Beliau adalah Sang Pengajar yang begitu bersahaja.
Pengajar-pengajar di luar sana menghukum anak-anak, tetapi Yang Esa semata-mata
memberikan cinta kasih. Beliau berkata, “Anak-anak yang manis, ingatlah Sang
Ayah dan jadilah satopradhan.” Hanya Sang Ayahlah Sang Penyuci. Beliau juga Sang
Guru. Tidak ada orang lain yang bisa menjadi guru. Ada yang mengatakan bahwa
Buddha sudah pergi ke hunian melampaui suara (nirvana). Semua itu tidak benar.
Tidak ada satu jiwa pun yang sudah bisa pulang ke rumah. Semua jiwa memiliki
peran untuk dilakonkan di dalam drama ini. Anda harus memiliki intelek yang
sedemikian luas dan tak terbatas dan juga merasakan kebahagiaan yang luar biasa.
Seluruh pengetahuan ini, dari yang paling atas, melekat dalam intelek Anda.
Hanya Anda, anak-anak Brahma, yang menerima pengetahuan ini. Kaum shudra tidak
memiliki pengetahuan ini – demikian juga manusia-manusia ilahi. Mereka yang
ingin memahami ini akan memahaminya. Namun, mereka yang tidak mengerti akan
bertemu kematian. Status mereka juga akan berkurang. Di sekolah, jika
murid-murid tidak belajar, status mereka berkurang. Baba adalah Alpha, sedangkan
beta adalah kerajaan. Kita sekali lagi sedang menuju ke kerajaan kita sendiri.
Dunia lama ini akan dihancurkan. Achcha.
Kepada Anda,
anak-anak yang termanis, yang terkasih, yang telah lama hilang dan sekarang
telah ditemukan kembali, terimalah cinta kasih, salam, dan selamat pagi dari
Sang Ibu, Sang Ayah, BapDada. Ayah rohani mengucapkan namaste kepada anak-anak
rohani.
Intisari untuk
dharna:
1. Sang Ayah
memberi kita kerajaan dunia baru, yang tidak bisa dirampas dari kita oleh siapa
pun. Teruslah melompat-lompat gembira dan menari dalam kebahagiaan karena ini.
2. Agar bisa menjadi
manik rosario kemenangan, matilah selagi hidup dan matilah terhadap dunia lama
ini. Hapuslah dosa-dosa Anda melalui ingatan akan Sang Ayah.
Berkah:
Semoga Anda
menjadi donatur agung yang mengabulkan keinginan suci setiap orang dengan
tahapan Anda yang penuh kekuatan.
Jiwa-jiwa yang
datang belakangan akan merasa puas dengan menerima hanya sedikit, karena peran
mereka memang hanya untuk menerima sedikit padi-padian. Agar jiwa-jiwa semacam
itu bisa menerima buah dari bhavna (rasa bakti) mereka, tanpa ada seorang pun
yang terlewatkan, Anda sendiri harus mengumpulkan semua kekuatan pada saat ini.
Jika Anda terus stabil dalam tahapan penuh dan kuat sebagai donatur agung, Anda
akan mampu membawa jiwa mana pun melampaui dunia ini melalui kerja sama
pandangan Anda, berdasarkan kewajiban Anda untuk memberikan donasi agung, dan
dengan menyalakan saklar restu baik Anda.
Slogan:
Teruslah
mengikuti maryadas Ketuhanan sepanjang waktu, maka Anda akan menjadi jiwa
terluhur yang mengikuti maryadas tertinggi.
Sinyal Avyakt:
Latihlah tahapan kesadaran jiwa, jadilah antarmukhi (introversi).
Saat Anda naik ke
atas panggung untuk melakukan pelayanan, biarlah orang lain merasakan bahwa Anda
adalah jiwa yang telah keluar dari gua introversi dan spiritualitas setelah
jangka waktu panjang hanya demi melakukan pelayanan; biarlah wujud tapaswi Anda
terlihat jelas. Biarlah garis-garis ketidaktertarikan tak terbatas kentara di
wajah Anda. Di samping menjadi penuh belas kasih, biarlah intoksikasi spiritual
sebagai wujud seorang Shakti juga terlihat. Biarlah terdapat intoksikasi
spiritual mendalam yang sama besarnya sebagaimana Anda memiliki belas kasih.
Sekaranglah waktunya untuk melakukan pelayanan semacam ini.