21.06.25 Morning
Indonesian Murli Om Shanti BapDada Madhuban
Intisari:
Anak-anak
yang manis, Anda menyadari bahwa Anda sudah menyelesaikan siklus 84 kelahiran
Anda dan bahwa Anda sekarang sedang pulang ke rumah, yaitu hunian kedamaian.
Tinggal sangat sedikit waktu yang tersisa sebelum Anda pulang ke rumah.
Pertanyaan:
Apa tanda
dari anak-anak yang menyadari bahwa mereka sedang pulang ke rumah?
Jawaban:
Selagi
melihat dunia lama ini, mereka tidak melihatnya. Mereka merasakan
ketidaktertarikan tak terbatas terhadapnya dan terus ringan selagi menjalankan
bisnis mereka. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu dengan bergosip. Mereka
menyadari bahwa mereka hanyalah tamu di dunia ini.
Om Shanti.
Hanya Anda,
anak-anak Brahma di zaman peralihan, yang mengetahui bahwa Anda adalah tamu di
dunia lama ini untuk waktu yang singkat. Rumah Anda yang sejati adalah hunian
kedamaian. Manusia begitu banyak mengingat hunian itu karena mereka berpikir
bahwa mereka bisa memperoleh kedamaian mental di sana. Kendati demikian, mereka
bahkan tidak mengetahui hakikat mental dan hakikat kedamaian, maupun di mana
mereka bisa memperolehnya. Anda tahu bahwa tinggal sangat sedikit waktu lagi
yang tersisa sebelum Anda pulang ke rumah. Manusia di seluruh dunia ini akan
pergi ke sana secara berurutan. Itu adalah hunian kedamaian, sedangkan ini
adalah daratan kesengsaraan. Mengingat ini mudah. Entah Anda masih muda atau
sudah tua, Anda mampu mengingat sebanyak ini. Pengetahuan tentang seluruh dunia
sudah termasuk di dalamnya. Semua persoalan rinciannya dipahami oleh intelek
Anda. Anda sekarang sedang berada di zaman peralihan. Intelek Anda paham bahwa
Anda sedang menuju ke hunian kedamaian, sesuai dengan rencana drama. Dengan
mengingat ini dalam intelek Anda, Anda akan merasakan kebahagiaan dan juga
mengingatnya. Anda mengingat 84 kelahiran Anda. Jalan pemujaan itu berbeda,
sedangkan hal-hal ini berasal dari jalan pengetahuan. Sang Ayah bertanya,
“Anak-anak yang manis, ingatkah Anda tentang rumah Anda?” Anda begitu banyak
mendengarkan; Anda mendengarkan begitu banyak hal. Salah satunya adalah bahwa
kita sekarang akan pergi ke hunian kedamaian dan selanjutnya memasuki daratan
kebahagiaan. Sang Ayah telah datang untuk membawa kita ke dunia yang suci. Di
daratan kebahagiaan, jiwa-jiwa juga hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan. Di
hunian kedamaian, hanya ada kedamaian. Di sini, ada begitu banyak pergolakan.
Saat Anda pulang ke rumah dari Madhuban, intelek Anda teralihkan oleh gosip,
bisnis Anda, dan sebagainya. Di sini, Anda tidak menemukan berbagai kerumitan
semacam itu. Anda tahu bahwa Anda adalah jiwa dan penghuni hunian kedamaian.
Kita sudah menjadi aktor di sini. Tidak ada orang lain yang mengetahui bagaimana
kita menjadi aktor. Sang Ayah datang dan hanya mengajar Anda, anak-anak. Hanya
segenggam dari berjuta-juta jiwa yang mempelajari ini. Tidak semua orang bisa
belajar. Anda sekarang sedang menjadi sedemikian bijak. Sebelum ini, Anda tidak
bijak. Lihatlah betapa banyaknya perkelahian dan pertempuran yang berlangsung
sekarang ini. Bisa Anda sebut apa semua ini? Orang sudah lupa bahwa kita semua
bersaudara. Bisakah sesama saudara saling membunuh? Bisa. Mereka bunuh-membunuh
akibat mempersengketakan properti dan kekayaan. Anda sekarang tahu bahwa kita
semua bersaudara, yaitu anak-anak dari Sang Ayah Yang Esa. Anda, jiwa-jiwa,
mengerti secara nyata bahwa Sang Ayah datang dan mengajar kita, jiwa-jiwa.
Beliau mengajar kita sama persis seperti 5000 tahun yang lalu, karena Beliaulah
Sang Samudra Pengetahuan. Tidak ada orang lain yang mengetahui tentang studi ini.
Hanya Anda anak-anak yang tahu bahwa Sang Ayah adalah Sang Pencipta Surga. Anda
tidak bisa mengatakan bahwa Beliau adalah Sang Pencipta Dunia. Dunia ini abadi.
Anda bisa mengatakan bahwa Beliau adalah Sang Pencipta Surga. Tidak ada daratan
(negeri) lain di surga. Di sini, ada banyak daratan (negeri). Dahulu, ada
masanya ketika hanya ada satu agama dan satu daratan. Semua agama lain yang
berbeda-beda itu datang belakangan. Sekarang, intelek Anda paham tentang
bagaimana beragam agama itu bermunculan. Agama yang pertama adalah agama ilahi
yang asli dan abadi. Di sinilah Anda menyebutnya sebagai agama ilahi yang asli
dan abadi, tetapi tidak ada orang yang memahami maknanya. Anda semua berasal
dari agama ilahi yang asli dan abadi, hanya saja Anda telah menjadi tidak suci.
Dari satopradhan, Anda terus menjadi sato, rajo, dan tamo. Anda paham bahwa Anda
dahulu berasal dari agama ilahi yang asli dan abadi. Anda dahulu begitu suci,
tetapi sekarang sudah menjadi tidak suci. Anda telah mengklaim warisan Anda dari
Sang Ayah dengan menjadi master atas dunia yang suci. Anda paham bahwa Anda pada
awalnya berasal dari agama rumah tangga yang suci itu, kemudian sesuai dengan
rencana drama, Anda sekarang berada di jalan keluarga yang tidak suci di
kerajaan Rahwana. Anda memanggil-manggil, “Wahai, Sang Penyuci! Bawalah kami ke
daratan kebahagiaan!” Itu hanya persoalan kemarin. Kemarin, Anda suci, tetapi
hari ini, Anda sudah menjadi tidak suci dan memanggil-manggil. Jiwa-jiwa telah
menjadi tidak suci. Jiwa-jiwa memanggil-manggil, “Baba, datanglah dan sucikanlah
kami kembali!” Sang Ayah berkata, “Jadilah suci dalam kelahiran terakhir ini,
maka Anda akan menjadi begitu bahagia sepanjang 21 kelahiran.” Sang Ayah
memberitahukan hal-hal yang sangat baik dan membebaskan Anda dari hal-hal buruk.
Anda dahulu adalah manusia ilahi. Anda sekarang harus menjadi manusia ilahi
kembali. Jadilah suci! Ini begitu mudah. Pendapatan ini begitu besar. Intelek
Anda anak-anak mengerti bahwa Shiva Baba sudah datang. Beliau datang setiap 5000
tahun. Dunia lama kemudian benar-benar menjadi baru. Tidak ada orang lain yang
bisa memberitahukan ini kepada Anda. Dalam kitab-kitab suci, mereka telah
memperpanjang durasi zaman besi. Ini sudah digariskan dalam takdir drama. Anda
anak-anak sekarang sedang berupaya untuk terbebas dari dosa. Jadi, perhatikan
agar Anda tidak lagi melakukan perbuatan berdosa. Jika Anda berkesadaran badan,
sifat-sifat buruk yang lain berdatangan dan membuat Anda melakukan dosa. Inilah
sebabnya, Anda harus mengusir sifat-sifat buruk itu. Jangan memiliki keterikatan
terhadap apa pun di dunia ini. Anda harus merasakan ketidaktertarikan terhadap
dunia lama ini. Meskipun Anda tahu bahwa Anda masih tinggal di rumah lama ini,
intelek Anda harus tertuju ke dunia baru. Saat Anda pergi ke rumah baru, Anda
hanya akan melihat rumah baru itu. Sebelum rumah lama ini dihancurkan, Anda akan
terus melihatnya dengan mata fisik Anda selagi mengingat rumah yang baru. Jangan
melakukan perbuatan sedemikian rupa sehingga nantinya Anda harus menyesal. “Hari
ini, saya menyebabkan kesengsaraan atas si ini/si itu. Saya telah melakukan dosa
ini.” Anda bisa bertanya kepada Baba, “Baba, apakah ini dosa?” Untuk apa Anda
mencekik diri sendiri? Jika Anda tidak bertanya, Anda akan terus tercekik. Jika
Anda bertanya kepada Baba, Beliau akan segera menjadikan Anda ringan. Anda
sangat berat. Beban dosa sangatlah berat. Anda nantinya akan ringan, tidak lagi
memikul beban dosa apa pun, selama 21 kelahiran. Sekarang, ada beban dosa dari
banyak kelahiran di atas kepala Anda. Semakin banyak Anda mengingat Baba,
semakin ringan Anda jadinya; campuran ketidaksucian terbuang dan kebahagiaan
Anda bertambah. Dahulu, di zaman emas, Anda sangat bahagia, tetapi kebahagiaan
itu sudah berangsur-angsur berkurang dan menghilang. Perjalanan dari zaman emas
ke zaman besi memakan waktu 5000 tahun. Sekaranglah Anda mengetahui tentang
perjalanan dari surga ke neraka dan bagaimana Anda beralih dari surga ke neraka.
Anda sekarang sedang meninggalkan neraka dan menuju surga. Ada ungkapan
“kebebasan dalam hidup dalam sedetik”. Anda telah mengenali Sang Ayah. Beliau
sudah datang. Jadi, Sang Ayah pasti akan membawa kita ke surga. Begitu seorang
anak dilahirkan, dia menjadi master atas properti. Sekarang, karena Anda sudah
menjadi milik Sang Ayah, intoksikasi Anda seharusnya meningkat. Bagaimaa mungkin
itu menurun? Anda sangat agung. Anda sekarang menjadi milik Sang Ayah yang tak
terbatas, jadi Anda berhak atas kerajaan yang tak terbatas. Inilah sebabnya, ada
ungkapan, “Jika Anda ingin mengetahui tentang kebahagiaan melampaui panca indra,
tanyalah para gope dan gopika dari Gopi Vallabh (Sang Ayah dari para gopi).”
Vallabh adalah Sang Ayah. Jadi, tanyalah Beliau. Air raksa kebahagiaan Anda
meningkat secara berurutan, sesuai dengan upaya yang Anda lakukan. Beberapa anak
bisa dengan sangat cepat menjadikan orang lain setara dengan mereka. Tugas Anda
anak-anak adalah membuat orang lain melupakan segala sesuatu yang lain dan
mengingatkan mereka tentang kerajaan mereka, “Anda dahulu adalah master surga.
Sekarang, dunia lama ini adalah zaman besi. Nantinya, akan ada dunia baru.”
Sekarang, intelek Anda anak-anak mengerti bahwa Sang Ayah datang ke Bharata
setiap 5000 tahun. Hari kelahiran Beliau dirayakan. Anda tahu bahwa Sang Ayah
datang dan pulang kembali sesudah memberikan kerajaan kepada kita, sehingga pada
masa itu kita tidak perlu mengingat Beliau. Sesudahnya, ketika jalan pemujaan
dimulai, Anda pun mulai mengingat Beliau. Karena jiwa-jiwa sudah menghabiskan
harta yang mereka terima dari Beliau, mereka mengingat Sang Ayah dan berkata,
“Baba, datanglah kembali dan bawalah kami ke hunian kedamaian dan daratan
kebahagiaan.” Anda anak-anak kini paham bahwa Beliaulah Sang Ayah, Pengajar, dan
Guru Anda. Anda mengetahui tentang permulaan, pertengahan, dan akhir siklus
dunia dan pengetahuan tentang 84 kelahiran ini dalam intelek Anda. Anda sudah
menjalani 84 kelahiran tak terhitung kali seringnya dan akan terus menjalaninya.
Ini tidak ada akhirnya. Siklus ini hanya dipahami dalam intelek Anda; chakra
kesadaran diri harus diingat berulang kali. Inilah “Manmanabhawa”. Semakin
banyak Anda mengingat Sang Ayah, semakin banyak dosa Anda yang terbakar habis.
Saat Anda mendekati tahapan karmateet, Anda tidak akan melakukan perbuatan
berdosa. Sekarang, masih ada beberapa perbuatan berdosa yang Anda lakukan. Belum
ada seorang pun di antara Anda yang sudah mencapai tahapan karmateet komplet.
Brahma Baba ini juga murid, seperti Anda. Shiva Babalah yang mengajar Anda.
Sekalipun Beliau memasuki badan orang ini, Brahma juga murid. Ini adalah hal-hal
baru. Sekarang, ingatlah Sang Ayah dan siklus dunia saja. Itu adalah jalan
pemujaan, sedangkan ini adalah jalan pengetahuan. Perbedaannya bagaikan siang
dan malam. Di sana, orang-orang memainkan alat musik, membunyikan lonceng, dan
lain-lain. Di sini, Anda hanya perlu terus mengingat Baba. Jiwa-jiwa selalu
abadi. Mereka juga memiliki singgasana abadi. Bukan Sang Ayah saja yang disebut
sebagai Sosok Keabadian. Anda juga sosok-sosok keabadian. Setiap dahi adalah
singgasana jiwa, sosok keabadian. Jiwa pasti duduk di tengah dahi. Jiwa tidak
mungkin duduk di perut. Anda sekarang tahu di mana letak singgasana setiap jiwa,
yaitu sosok keabadian. Singgasana kita berada di tengah-tengah dahi. Di Amritsar,
orang-orang membuat “singgasana keabadian”, tetapi sekalipun mereka menyanyikan
pujian tentang sosok keabadian, mereka tidak memahami maknanya. Tidak ada
seorang pun yang mengetahui tentang singgasana abadi mereka. Anda sekarang tahu
bahwa inilah singgasana tempat Beliau duduk dan berbicara kepada Anda. Jiwa-jiwa
tak termusnahkan, sedangkan badan bisa musnah. Inilah singgasana abadi sang jiwa.
Dahi ini selalu merupakan singgasana abadi. Anda memahaminya. Orang-orang itu
kemudian membuat singgasana fisik dan memberinya nama tersebut. Sebenarnya, jiwa
yang abadi duduk di sini. Anda anak-anak memahami arti istilah “ek omkar” (Yang
Esa, Yang Tak Berwujud Jasmani) dalam intelek Anda. Anda mengerti maknanya.
Orang-orang pergi ke kuil dan menyanyikan pujian Rama dan Narayana (Achatam,
Keshavam Shri Rama, Narayana … pujian Tuhan dalam berbagai nama). Semua itu tak
bermakna. Mereka terus menyanyikan pujian seperti itu. Sebenarnya, ada perbedaan
yang begitu besar antara Rama dan Narayana. Sang Ayah berkata, “Semua itu
berasal dari jalan pemujaan.” Pengetahuan ini begitu sederhana. Sebelum Anda
menanyakan tentang apa pun yang lain, ingatlah Sang Ayah dan warisan Anda. Tidak
ada siapa pun yang mampu melakukan upaya ini, karena mereka lupa. Ada juga
sandiwara: Maya memalingkan Anda ke arah sana dan Tuhan memutar Anda ke arah
sebaliknya. Jika Anda mengingat Sang Ayah, Maya mendatangkan banyak badai yang
lain. Maya diberi perintah untuk menjadi kuat dan bertarung dengan mereka yang
kuat. Anda semua berada di medan pertempuran. Anda tahu golongan-golongan
kesatria seperti apa yang ada di sini. Ada yang sangat lemah, ada yang agak
lemah, dan ada juga yang begitu kuat. Semuanya sedang bertarung melawan Maya
secara tersamar, di bawah tanah. Orang-orang itu menguji bom-bom mereka di bawah
tanah. Anda anak-anak juga mengetahuinya. Mereka sedang melakukan segala sesuatu
untuk mendatangkan kematian mereka sendiri. Anda sedang duduk dalam keheningan
total, sedangkan mereka menjalankan kekuatan sains. Ada banyak bencana alam.
Tidak ada yang mampu berbuat apa-apa untuk menanggulanginya. Sekarang, orang
bahkan berusaha menurunkan hujan buatan. Jika mereka mampu menurunkan hujan
buatan, mereka bisa menumbuhkan banyak hasil bumi. Anda anak-anak tahu bahwa
betapa pun banyaknya hujan yang turun, bencana-bencana alam pasti akan terjadi.
Hujan akan turun tanpa henti, jadi apa yang bisa Anda lakukan pada waktu itu?
Itu disebut bencana alam. Hal-hal itu tidak ada di zaman emas. Itu berlangsung
di sini dan akan membantu terlaksananya penghancuran. Intelek Anda paham bahwa
ketika Anda berada di zaman emas, Anda akan memiliki istana-istana emas di
tepian Sungai Jamuna. Jumlah kita yang akan tinggal di sana sangat sedikit. Itu
akan terus berlangsung sedemikian rupa setiap siklus. Pada awalnya, hanya ada
segelintir jiwa, kemudian pohon pun bertumbuh. Di sana, tidak akan ada apa pun
yang mengakibatkan kekotoran. Di sini, bahkan burung-burung pun mendatangkan
kekotoran di mana-mana. Di sana, sama sekali tidak ada kekotoran. Itu disebut
surga. Anda sekarang paham bahwa Anda sedang menjadi manusia-manusia ilahi, jadi
seharusnya Anda begitu bahagia dalam hati. Untuk melindungi Anda agar tetap aman
dari Maya, si jin, Sang Ayah berkata, “Anak-anak, sibukkanlah diri Anda untuk
melakukan pelayanan spiritual ini. Manmanabhawa! Jadilah jin dalam hal ini – itu
saja!” Orang-orang menceritakan tentang jin yang minta diberi pekerjaan untuk
dilakukannya. Jadi, Baba pun memberi Anda pekerjaan. Jika tidak, Maya akan
memangsa Anda. Jadilah pembantu-pembantu Sang Ayah sepenuhnya. Sang Ayah tidak
akan melakukan apa pun sendirian. Sang Ayah tidak memerintah kerajaan. Andalah
yang melakukan pelayanan, jadi kerajaan itu pun untuk Anda. Sang Ayah berkata,
“Saya datang ke daratan yang paling tidak suci ini.” Maya adalah buaya; dia
menelan begitu banyak maharathi. Mereka semua adalah musuh. Musuh seekor katak
adalah ular. Anda tahu bahwa musuh Anda adalah Maya. Achcha.
Kepada Anda,
anak-anak yang termanis, yang terkasih, yang telah lama hilang dan sekarang
telah ditemukan kembali, terimalah cinta kasih, salam, dan selamat pagi dari
Sang Ibu, Sang Ayah, BapDada. Ayah rohani mengucapkan namaste kepada anak-anak
rohani.
Intisari untuk
dharna:
1.
Berupayalah membebaskan diri dari melakukan dosa. Jangan pernah berkesadaran
badan. Jangan memiliki keterikatan terhadap apa pun di dunia ini.
2. Agar bisa selalu
terhindar dari Maya, si jin, jagalah intelek Anda agar terus sibuk melakukan
bisnis spiritual ini. Jadilah pembantu Sang Ayah sepenuhnya.
Berkah:
Semoga Anda
menjadi jiwa yang memiliki keberuntungan kebahagiaan dan senantiasa mengalami
kebahagiaan dengan menggunakan semua harta Anda pada waktu yang tepat.
Begitu Anda
mengalami kelahiran Anda sebagai anak-anak Brahma, Anda menerima banyak harta
luhur kebahagiaan dari BapDada sepanjang hari. Inilah sebabnya, bahkan sekarang
pun, para pemuja merasakan kebahagiaan sementara, cukup dengan mendengar nama
Anda. Saat melihat patung-patung Anda yang tidak hidup, mereka pun menari
bahagia. Sama halnya, Anda semua memiliki keberuntungan kebahagiaan, karena Anda
sudah menerima banyak harta; Anda hanya perlu menggunakannya pada waktu yang
tepat. Teruslah menyimpan kunci harta-harta itu bersama Anda, yaitu teruslah
mengingat ini dalam kesadaran Anda dan wujudkanlah kesadaran itu secara nyata,
maka Anda akan terus mengalami kebahagiaan.
Slogan:
Mereka, yang
menyalakan cahaya harapan luhur Sang Ayah, adalah pelita-pelita (deepak) marga.
Sinyal Avyakt:
Latihlah tahapan kesadaran jiwa, jadilan antarmukhi (introversi).
Teruslah
mempertahankan tahapan kesadaran jiwa dan lepaskanlah ekstroversi, maka Anda
akan terhindar dari bekerja keras dan melebur dalam samudra pengalaman. Bukan
satu atau dua pengalaman saja yang tersedia, melainkan banyak. Jadi, jangan
sekadar menimba satu atau dua pengalaman dan mandi dalam kolam kecil pengalaman
itu. Sebagai anak-anak Sang Samudra, meleburlah dalam samudra pengalaman.